Lebih baik Bullet Journaling atau Journaling? Sebenernya keduanya engga bisa dibandingkan karena keduanya punya tujuan yang berbeda.
Bullet Journal alias Bujo fokusnya lebih untuk meningkatkan produktivitas dan organizing. Sementara Journaling lebih fokus untuk menuangkan pikiran dan perasaan yang terbukti baik untuk kesehatan mental.
Menggabungkan antara Bullet Journal dan Journaling bisa jadi cara yang powerfull untuk meningkatkan kualitas hidup. Aku udah mencoba mempraktikkannya selama kurang lebih 4 tahun dan hasilnya sangat positif. Kombinasi kedua metode itu menciptakan keseimbangan antara pengorganisasian dan perawatan mental.
Perbedaan Bullet Journal dan Journal
Ryder Carroll (The Creator of Bullet Journal) menciptakan sistem yang disebut dengan 'Bullet Journal' sebagai suatu metode untuk mencatat, mengatur, dan merencanakan aktivitas sehari-hari. Berbeda dengan journal tradisional, Bullet Journal ini identik dengan penggunaan simbol-simbol berbentuk bullet points untuk mencatat setiap entri. Itulah mengapa disebut dengan Bullet Journal.
Bullet Journal dirancang oleh Carroll sebagai solusi sederhana untuk mencatat dan mengelola tugas sehari-hari secara efisien.
Berbeda dengan Bujo, Journaling adalah metode yang lebih santai, seringkali berbentuk tulisan bebas atau menggunakan
prompts tertentu. Tujuannya untuk merenungkan apa yang terjadi hari ini dan mengekspresikan emosi, yang dikenal juga sebagai
Diary.
Apa yang Ditulis?
Saat menggabungkan Bujo dan Journaling, apa sih yang perlu ditulis?
Pertama, aku mengambil inspirasi dari Ryder Carroll untuk isian Bujo ku, karena selain dia memang creator asli dari Bullet Journal itu sendiri, Carroll juga membuatnya dengan minimalis jadi lebih nyaman untuk diikuti. Isinya kurang lebih mencakup future log, monthly log, daily log, dan sekarang aku juga menerapkan rappid logging.
Yuk, kita bedah satu per satu.
1. Future Log : Rencana Jangka Panjang
Future Log merupakan bagian dari Bujo yang digunakan untuk merencanakan kegiatan atau tujuan jangka panjang. Biasanya, aku mencatat acara atau proyek besar yang akan terjadi beberapa bulan mendatang. Log ini membantu agar kita memiliki pandangan yang lebih luas tentang apa yang ingin dikerjakan atau ingin dicapai dalam periode waktu yang panjang (biasanya jangka 1 tahun).
2. Monthly Log : Rencana Bulanan
Monthly log adalah catatan bulanan yang membantu untuk melihat gambaran keseluruhan dari bulan tersebut. Berisi catatan tanggal penting, target bulanan, dan milestone yang ingin dicapai. Monthly log ini membentu untuk mengatur prioritas dan memastikan kita tetap fokus pada tujuan yang sudah ditetapkan.
3. Daily Log : Catatan Aktivitas Harian
Daily log adalah bagian untuk mencatat aktivitas harian. Di bagian ini, kita dapat membuat daftar tugas-tugas yang perlu diselesaikan, acara penting, atau peristiwa menarik di hari ini. Daily log membantu kita untuk tetap terorganisir dan fokus pada tugas-tugas yang harus diselesaikan setiap harinya.
4. Rapid Logging : Catatan Cepat
Rapid Logging ini adalah sistem baru yang diperkenalkan oleh Carroll yang merupakan teknik untuk mencatat secara cepat segala sesuatu yang ada dipikiran kita. Rapid Logging mencakup task (hal yang perlu dikerjakan), events (emosi yang sedang dirasakan), dan notes (sesuatu yang harus diingat). Ketiganya mempunyai simbol yang berbeda. Teknik yang satu ini membantu kita untuk menghemat waktu dan menjadikan bullet journal lebih efisien. Aku menggunakan cara ini ketika sedang membutuhkan pengorganisasian pekerjaan dan pikiran secara cepat.
5. Habit Tracker : Pelacak Kebiasaan
Selain elemen-elemen di atas, aku juga menambahkan Habit Tracker ke dalam jurnal. Habit Tracker membantu aku memantau dan menganalisis kebiasaan-kebiasaan sehari-hari. Aku membuat daftar kebiasaan positif yang ingin aku kembangkan dan mencatat setiap kali aku berhasil melakukannya. Ini memberikan gambaran yang jelas tentang progres dan membantu aku menjaga konsistensi dalam mencapai tujuan pribadi.
Nah, kalau journaling apa yang harus ditulis?
Untuk journaling, sebenernya sangat bebas mau menulis apa saja. Bisa dilakukan dengan teknik menulis bebas, menuangkan segala emosi dan apapun yang ada dipikiran kita saat itu atau menulis hal-hal apa saja yang telah terjadi. Bisa juga untuk mencatat momen-momen kecil yang kita syukuri. Basically ini adalah menulis diary, kita bisa curhat dalam journal kita.
Aku pribadi seringkali menulis journal refleksi yang terinspirasi dari Stoikisme, yang mencakup tiga pertanyaan : hal benar/baik apa yang aku lakukan hari ini?, hal buruk apa yang aku lakukan hari ini? dan bagaimana aku bisa berlaku lebih baik?.
Cara Aku Menggabungkan Bullet Journal dan Journal
Menggabungkan Bullet Journal dan Journaling menjadi sebuah rutinitas yang memberikan manfaat besar bagi keseharianku. Aku membuatnya menjadi fleksibel. Aku menggunakan bagian Bullet Journal untuk hal-hal yang memerlukan perencanaan dan organisasi. Sementara itu, bagian Journaling aku gunakan saat diperlukan untuk melepaskan perasaan, menciptakan ruang bagi ekspresi diri (curhat), dan refleksi diri.
Selain itu, pertanyaan penting yang sering ditanyain : kapan waktu terbaik untuk menulis Bullet Journal dan Journaling? Jawabannya tergantung pribadi masing-masing. Biasanya, aku menulis Bullet Journal setiap awal tahun, awal bulan, dan biasanya di pagi hari sebelum mengerjakan tugas atau pekerjaan.
Di sisi lain, Journaling bisa dilakukan kapan saja, terutama saat ada perasaan yang ingin diungkapkan atau saat stres. Aku memanfaatkan bagian Journaling untuk meluapkan pikiran dan perasaan yang mengganggu.
Sebetulnya, lakukan aja secara fleksibel.Tidak perlu menulis setiap saat, sesuaikan aja dengan kebutuhan. Jangan terbebani untuk menulis setiap hari atau pada jam tertentu. Seringkali, ada saat dimana aku juga ngga mengisi Bujo ku secara teratur, kalau memang ngga ada tugas-tugas yang menumpuk dan membuat kewalahan. Begitu juga dengan journaling, ketika memang ngga ada pikiran yang mengganggu atau sesuatu yang perlu diungkapkan, biasanya aku tidak menulis journal.
Aku menarik kesimpulan, bahwa Bullet Journal dan Journaling sebetulnya bisa saling melengkapi dan membawa manfaat ganda. Menggabungkan keduanya bisa menghasilkan suatu sistem yang ngga hanya membantu kita untuk tetap terorganisir, tetapi juga memberi ruang untuk mengekspresikan emosi dan memahami diri sendiri.
Referensi
Tidak ada komentar: