Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern yang tiada henti, kita sering kali terperangkap dalam rutinitas yang sibuk hingga lupa untuk merenung dan memeriksa diri sendiri.
Seneca, seorang filsuf stoik, pernah menulis "Aku akan selalu mengawasi diriku sendiri—yang paling berguna—aku akan meninjau hari demi harinya. Karena inilah yang membuat kita menjadi lebih jahat—karena tak seorang pun menengok kembali hidup kita sendiri. Kita hanya merenungkan apa yang akan kita lakukan. Namun, rencana-rencana kita untuk masa depan berasal dari masa silam."
Disetiap penghujung hari, Seneca selalu menyempatkan waktu untuk merenung—dan ini menjadi suatu latihan yang banyak ditiru oleh filsuf stoik lainnya.
Pada pagi atau malam hari, filsuf stoik meluangkan waktu untuk duduk bersama jurnal dan meninjau hari mereka. Mereka menulis tentang hal apa yang dilakukannya, apa yang dipikirkannya, dan hal apa yang bisa diperbaiki agar lebih baik.
Baca juga >> Mengenal Stoikisme : Sebuah Filosofi untuk Hidup Lebih Bahagia dan Tenang
Seiring perkembangan zaman menjadi modern, kebiasaan menulis jurnal pribadi sering dianggap kuno, padahal, di era yang penuh tekanan dan kompleksitas seperti sekarang ini, praktik journaling tetap relevan dan patut dipertahankan.
Menulis jurnal bisa menjadi cara untuk melatih pikiran agar tetap pada jalur nalar yang benar, dan sejalan dengan nilai-nilai Stoikisme.
Kita perlu secara rutin untuk menelaah diri kita sendiri agar tidak hanya menemukan nilai-nilai yang benar dalam diri kita, tetapi juga menemukan ketenangan di tengah kesibukan dunia modern.
Baca juga >> Menggabungkan Bullet Journaling dan Journaling
Rutinitas Journaling Filsuf Stoik
Marcus Aurelius, seorang Kaisar Romawi yang juga dikenal sebagai Stoik, memiliki kebiasaan menulis jurnal pribadi. Ia menulis serangkaian catatan pribadi yang kemudian dikenal dengan
"Meditations" (Meditasi).
Kumpulan catatan pribadi Aurelius tersebut, kini telah dibukukan dan sebagian besar catatan itu berisi pemikiran, refleksi, dan nasihat pribadi yang ditujukan untuk dirinya sendiri. Tulisan-tulisan itu mencerminkan prinsip-prinsip Stoikisme. Sekarang, catatan pribadi Aurelius itu abadi menjadi sebuah buku yang menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.
Filsuf Stoik lainnya seperti Seneca dan Epiktetus memberikan kontribusi penting pada esensi penerungan dan introspeksi diri. Seneca, meskipun tidak secara langsung disebutkan bahwa ia menulis jurnal, namun ia mengatakan pentingnya "mengawasi diri sendiri—yang paling berguna—dan meninjau hari demi harinya."
Begitu pula dengan Epiktetus, yang mengajarkan tentang kebijaksanaan dalam menghadapi realitas hidup sehari-hari melalui introspeksi —"Ketika kamu bangun di pagi hari, katakan kepada dirimu sendiri: Hari ini aku akan bertemu dengan orang yang licik, yang tidak jujur, yang sombong, yang ingkar janji, yang pemarah, dan bodoh. Mereka semua adalah bagian dari diri mereka sendiri dan dari takdir mereka yang ditentukan oleh alam semesta."
Meskipun mungkin Seneca dan Epiktetus, tidak secara eksplisit mencatat dalam jurnal, mereka menggunakan praktik penerungan dan introspeksi untuk mengembangkan pemahaman diri yang lebih dalam. Dengan demikian, esensi journaling ala Stoik terletak pada latihan refleksi pribadi dalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat Journaling Bagi Manusia Modern
1. Mengenali Nilai-Nilai yang Penting dalam Hidup
Pertama-tama, menulis jurnal pribadi memberi kita kesempatan untuk mengenali nilai-nilai yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Stoikisme mengajarkan konsep-konsep seperti kontrol diri dan penerimaan terhadap hal-hal yang tidak dapat diubah (di luar kendali). Dengan menuliskan pengalaman dan refleksi diri, kita dapat mengidentifikasi aspek-aspek ini dengan lebih baik. Hal ini memungkinkan kita untuk tetap fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan dan menerima yang tidak dapat kita ubah.
2. Melatih Ketenangan Pikiran Ditengah Kesibukan Dunia Modern
Journaling ala stoikisme dapat menjadi alat untuk melatih ketenangan pikiran di tengah kesibukan dunia modern. Stoikisme mengajarkan pentingnya memisahkan diri dari emosi yang berlebihan dan mempertahankan kedamaian batin. Dengan menuliskan perasaan dan respons terhadap situasi, kita dapat mengembangkan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan sehari-hari, mengurangi stres, dan meningkatkan kapasitas untuk menghadapi ketidakpastian.
3. Memahami Diri Menuju Kebahagiaan
Memahami diri sendiri secara lebih mendalam melalui journaling stoikisme, juga dapat membantu seseorang untuk mengelola ekspektasi dan mengembangkan sikap yang lebih realistis terhadap kehidupan. Stoikisme mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak tergantung pada faktor eksternal, melainkan ada pada cara kita merespon dan menghargai setiap momen. Dengan rutin mencatat harapan, kekecewaan, dan pencapaian, kita dapat mengevaluasi perspektif kita terhadap kehidupan, dan membantu kita menemukan kebahagiaan bagi diri kita sendiri dalam hal-hal yang sederhana dan mendalam.
4. Panduan Pertumbuhan Pribadi
Journaling ala stoikisme juga dapat berfungsi sebagai panduan praktis untuk pertumbuhan pribadi. Stoikisme menekankan pada pentingnya nilai-nilai seperti kebijaksanaan, keadilan, kesederhanaan, dan keberanian. Dengan mencatat tujuan, progres, dan hambatan yang dihadapi, kita dapat memantau perkembangan pribadi diri kita dan mengarahkan kita menuju potensi terbaik.
Apa yang Perlu Ditulis dalam Jurnal Pribadi Menurut Stoikisme?
Berikut ini beberapa hal dan prompt jurnal yang terinspirasi dari ajaran Stoikisme yang bisa diikuti dalam menulis jurnal pribadi :
1. Refleksi Tentang Tindakan
Stoik percaya bahwa merefleksikan tindakan kita, dapat membantu kita menilai apakah tindakan kita sudah sesuai dengan nilai-nilai yang benar. Tuliskan pengalamanmu sepanjang hari ini, dan pertimbangkan apakah tindakanmu sudah sesuai dengan nilai-nilai kebijaksanaan, kebaikan, dan moralitas.
Kamu bisa menggunakan pertanyaan reflektif ala Seneca : 1) Hal benar apa yang telah saya lakukan hari ini?, 2) Hal salah apa yang telah saya lakukan hari ini?, 3) Bagaimana saya bisa berlaku lebih baik?
2. Kendali dan Reaksi Emosional
Stoik mengajarkan pentingnya kontrol emosi dan reaksi terhadap hal-hal yang tidak bisa kita ubah. Catatlah reaksi emosionalmu terhadap situasi tertentu dalam jurnal. Stoikisme mengajarkan pentingnya mengendalikan emosi dan reaksi terhadap hal-hal yang tidak dapat diubah. Dengan mencatat reaksi emosionalmu, kamu bisa mempelajari cara yang lebih baik untuk merespons situasi tersebut.
Contoh prompt : 1) Bagaimana reaksi emosionalmu terhadap situasi yang tidak dapat diubah hari ini?, 2) Apakah kamu berhasil mengendalikan reaksimu dengan nalar yang benar?, 3) Apa yang bisa kamu pelajari dari reaksi emosionalmu dan bagaimana kamu dapat meningkatkan pengelolaan responmu terhadap situasi tak terduga lainnya?
3. Gratitude
Stoik mengajarkan pentingnya bersyukur dan menghargai segala hal yang ada dalam hidup kita. Isilah jurnalmu dengan hal-hal yang kamu syukuri atau momen positif dalam hidupmu. Dengan menyusun daftar hal-hal positif ini dapat membantu kita melihat sisi terang dalam setiap keadaan.
Contoh prompt : 1) Apa saja hal-hal yang kamu syukuri atau momen positif yang kamu alami hari ini?, 2) Adakah hal-hal kecil yang sering diabaikan namun sebetulnya hal itu sangat berharga?
4. Menghadapi Ketidakpastian
Catatlah segala ketidakpastian atau situasi yang tidak bisa kamu kendalikan dalam jurnal pribadimu. Stoikisme mengajarkan bahwa ada hal-hal di luar kendali kita. Dengan mencatatnya, kita dapat belajar menerima dan menghadapinya dengan bijaksana.
Contoh prompt : 1) Apa ketidakpastian atau situasi yang tidak bisa kamu kendalikan hari ini?, 2) Bagaimana kamu merespon situasi tersebut?, 3) Apa yang dapat kamu pelajari agar dapat lebih bijaksana dalam menghadapi hal-hal yang di luar kendalimu?
5. Pemikiran Filosofis dan Pembelajaran
Belajar dari Marcus Aurelius, catatan pribadinya seringkali berisi tentang catatan pemikiran filosofis dan kutipan yang menginspirasi dari filsuf stoik sebelumnya. Tulislah pembelajaran baru dan kutipan (quotes) yang diperoleh dari bacaan atau pengalaman sehari-hari ke dalam jurnal pribadimu. Ini akan membantu memperkaya pemahaman dan wawasan kita.
Kesimpulan
Menulis jurnal pribadi (journaling) adalah kegiatan yang masih perlu dipertahankan oleh manusia modern yang seringkali melupakan urgensi memeriksa diri sendiri. Dengan rutin menulis jurnal ala Stoik, kita tidak hanya melatih pikiran agar tetap berada pada jalur nalar yang benar, tetapi juga mengambil langkah konkret menuju pertumbuhan pribadi. Praktik ini membantu mencapai ketenangan pikiran dan pemahaman diri yang lebih mendalam di tengah dinamika kehidupan yang sibuk dan penuh tekanan.
Salam,
Prokopton
Referensi :
Manampiring, Henry. 2018. Filosofi Teras. Jakarta : Penerbit Buku Kompas
Holiday & Hanselman. Setiap Hari Stoik : 366 Renungan untuk Menjalani Kehidupan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
The Art of Journaling: How To Start Journaling, Benefits of Journaling, and More by Daily Stoic
Tidak ada komentar: