Tentang KKN
Memasuki semester 6 perkuliahan, mengharuskan aku banyak mengikuti kegiatan praktik di luar kampus. Mulai dari Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) atau magang, Kuliah Kerja Lapangan (KKL), di tambah juga sempet kuliah secara offline selama beberapa minggu terakhir perkuliahan. Terus sekarang ini aku lagi sibuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Rasanya waktu berlalu begitu cepat. Ngga nyangka tiba-tiba udah KKN aja dan tinggal nyusun skripsi. KKN mengharuskan aku terus menerus berurusan dengan banyak orang dan bekerjasama dengan orang-orang baru. Sebetulnya kalau mau ngeluh rasanya capek. Tapi semakin aku ngeluh rasanya semakin berat dan menjadi beban. Daripada ngeluh, aku memilih untuk menikmati apapun yang ada. Kadang memang ada situasi yang bikin aku ngga nyaman, tapi aku terus meyakinkan diri kalau itu semua hanya akan bertahan sementara dan semuanya akan segera berlalu. Perasaan ngga nyaman ini aku anggap sebagai fase adaptasi yang harus dilalui.
Sebagai pribadi yang introvert ini, memang kadang sulit untuk membaur dengan kelompok dan berkumpul dengan banyak orang. Di awal-awal aku sering menarik diri dari kelompok. Bukan karena ngga mau ngumpul, tapi kadang memang sudah waktunya aja untuk menyendiri karena energiku sudah habis. Aku lebih banyak diam di luar, tapi sibuk di dalam kepala.
Setelah dijalani ternyata aku bisa melewati proses adaptasi ini. Setengah perjalanan yang udah aku lalui bersama kelompok dan warga masyarakat, memberiku banyak pelajaran dan pengalaman yang bisa aku ambil. Selama ini mungkin aku terlalu fokus ke diri sendiri, sehingga aku lupa sama sekitar.
Kemarin aku berkesempatan untuk pulang ke rumah, ya walaupun cuma sebentar. Seperti biasa aku pulang ke rumah selalu bawa motor sendiri, kali ini perjalanan dari Posko KKN Kendal-Purbalingga membutuhkan waktu 4 jam perjalanan. Momen perjalanan pulang, aku gunakan untuk menyendiri sekaligus merenung akan apa yang telah aku alami.
Masuk dalam kelompok yang sebagian besar orangnya asing bagiku, mengajarkan aku untuk lebih sabar mengenal dan memahami orang lain. Butuh waktu untuk saling membuka diri sampai akhirnya bisa saling nyaman. Suatu hal yang biasa dan pasti terjadi adalah ngga semua orang itu bisa memuaskan kita. Tiap orang punya karakternya masing-masing, tinggal bagaimana kita bisa kompromi dengan karakter mereka supaya ngga kebanyakan ngeluh akan sikap orang lain yang mungkin ngga cocok bagi kita.
Bekerjasama dalam kelompok butuh kedekatan dari masing-masing anggota yang bisa dibangun dengan kebersamaan, butuh waktu untuk memupuk rasa kebersamaan itu. Aku juga belajar untuk ngga baperan, saling mengkritik dan mengingatkan itu penting demi kebaikan satu sama lain. Intinya harus buang ego jauh-jauh dan mengedepankan kepentingan bersama.
KKN memberiku kesempatan untuk merasakan tinggal jauh dari perkotaan, suasana desanya masih kerasa banget. Ngga ada grab/gojek apalagi shopeefood wkwkwk. Tinggal di tempat orang lain mengharuskan aku untuk mengikuti kebiasaan masyarakat sekitar. Masyarakat di sini masih sangat guyub. Berbeda dengan di kota yang sudah semakin jarang ada perkumpulan, di sini perkumpulan warga masih sering diadakan terutama perkumpulan rutinan mengaji. Ngga heran karena memang tipe masyarakat disini sangatlah agamis. Hampir setiap hari pasti selalu ada kegiatan pengajian ibu-ibu maupun bapak-bapak. Aku yang tidak terbiasa mengikuti kegiatan pengajian, selama disini aku jadi punya kesempatan untuk mengikuti pengajian bareng sama ibu-ibu. Aku juga jarang sekali melihat anak kecil bermain HP. Anak-anak masih banyak yang bermain sepeda, bola, dan permainan tradisional lainnya. Keadaan itu berbanding terbalik sekali dengan pemandangan anak-anak di kota yang bermain gadget sendiri-sendiri.
Bisa dibilang masyarakat sini masih menjaga keramah tamahannya, setiap aku melewati pemukiman warga pasti selalu mendapat senyuman dan sapaan dari mereka. "Monggo mba", "Badhe teng pundi mba?" begitulah kira-kira basa-basi yang menunjukkan keramahan mereka. Sebagai orang asing yang tinggal di tempat orang tentunya mengajarkan aku bagaimana untuk selalu menjaga sikap dan sopan santun, ngga bisa bertindak semaunya sendiri. Harus belajar dan memahami kebiasaan masyarakat sekitar dan sebisa mungkin mengikutinya. Belajar untuk bisa membaur dengan mereka dengan mengikuti berbagai kegiatan masyarakat.
Tidak ada komentar: