Tentang Tujuan Hidup

Februari 13, 2022

    



Ketika beranjak dewasa, aku melewati fase dimana mempertanyakan tentang tujuan hidupku. Kira-kira kaya gini pertanyaannya "Sebenernya aku mau ngapain sih di dunia ini?" , "Aku tuh mau jadi apa dan mau ngapain ke depannya?".  Saat itu aku ngerasa bingung, cemas, khawatir dan ngga ada satupun orang yang bisa membantuku menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi. 



Di era yang serba digital seperti sekarang ini, kita juga bisa dengan mudahnya melihat pencapaian orang lain lewat sosial media. Melihat teman-temanku sudah ada yang menikah, kuliah di PTN Favorit, kerja di perusahaan ternama, punya anak, mulai membangun bisnis, dan lain sebagainya membuat diri ini semakin cemas dan takut. Belum lagi tuntutan dari orang tua yang mau anaknya begini begitu. Akhirnya aku jadi membanding-bandingkan hidupku dengan orang lain dan malah bingung harus ngapain. Selain itu, aku juga menjadi tidak percaya diri dan lebih senang mengurung diri. Rasanya malas ketika harus bertemu dengan orang lain dan menanyakan "Kamu lagi sibuk ngapain?", "Kamu kuliah dimana?", "Kamu kapan lulus?", "Kamu kapan nyusul nikah?". Pertanyaan basa-basi itu kadang bikin aku jadi baper,  kepikiran, semakin khawatir dan "takut ketinggalan". 




Menentukan tujuan hidup itu bukanlah suatu hal yang mudah. Aku mulai terus memikirkan tujuan hidupku semenjak tahun 2019 akhir. Puncaknya ketika pandemi, tiba-tiba semua kegiatan termasuk kuliah harus di lakukan dari rumah. Pandemi bikin aku jadi banyak waktu di rumah dan juga banyak memikirkan soal tujuan hidup. Segala cara, tips dan trik semua aku ikuti. Mulai dari mencari tips di blog, nonton video motivasi di youtube, ikutan webinar tentang tujuan hidup, bahkan sampai ikutan kelas tujuan hidup di salah satu platform yang cukup terkenal. Tapi tetep aja tuh aku masih galau sama tujuan hidupku. 



Semua cara yang aku lakukan belum membuahkan hasil sama sekali, malah bikin aku tambah ngga ngerti tujuan hidup aku apa. Tapi aku ngga menyerah, sampai akhirnya aku coba cara lain yaitu dengan membaca buku pengembangan diri. Beberapa buku aku baca, tapi belum cukup juga untuk aku bisa menentukan tujuan hidupku. Sampai aku sendiri frustasi dan bingung sama diri sendiri, ga tau sukanya apa, ga tau mau jadi apa, ga tau cita-citanya apa, ga tau mimpinya apa, pokoknya saat itu bener-bener galau (lebih galau daripada mikirin mantan hahaha). Aku sempet mikir juga apakah aku ini sedang ada dalam fase a quarter life crisis (krisis jati diri)?. 




Di saat aku tidak memiliki tujuan hidup, aku merasa "hampa", ngga tau arah mau kemana, ngga tau mau apa, bimbang, galau, aku juga jadi rentan terkena stress dan ngga bergairah dalam menjalani hidup atau aktivitas apapun yang sedang aku jalani. Tujuan hidup itu apa sih?. Sederhananya, tujuan hidup itu adalah segala hal yang direncanakan seseorang baik dalam jangka panjang maupun pendek, tujuan tersebut bisa untuk hari ini, besok, seminggu ke depan, satu tahun ke depan lima tahun ke depan, bahkan sepuluh tahun ke depan. Lalu, apakah tujuan hidup itu penting?. Dari beberapa tulisan yang pernah aku baca sih, penting banget!. Apalagi bagi orang yang suka overthinking kaya aku dan gampang stress. Berdasarkan pengalaman aku pribadi, setelah akhirnya aku mengerti tujuan hidupku, aku merasa hidup jadi lebih terarah, jadi lebih mudah mengatur waktu, cenderung memiliki pendirian yang kuat, hidup menjadi lebih bermakna, menjadi lebih bahagia, dan bisa mengurangi stress. 




Berdasarkan pengalamanku, dalam menentukan tujuan hidup itu memerlukan "proses" yang cukup panjang bahkan proses ini akan terus berlangsung seiring dengan perkembangan diri kita. Kaya yang udah aku singgung diawal, kalau aku itu nyoba segala cara untuk menemukan tujuan hidup. Ternyata, "buku" pengembangan diri lah yang paling berpengaruh buat aku. Itupun aku ngga cuma baca satu buku sampai akhirnya nemu tujuan hidup, ada beberapa buku tapi mungkin yang paling berkesan buat aku adalah buku "7 Habits Of Highly Effective People" karya Stephen R. Covey. Itupun ngga langsung setelah baca buku aku akhirnya ketemu sama tujuan hidupku wkwkwk. Makanya tadi aku sebut "butuh proses". Apalagi buku-buku yang aku baca kebanyakan itu terjemahan, jadi ya agak susah dipahami ditambah lagi penggunaan bahasanya yang kaku, kadang ngebosenin :D. Tetapi rasa penasaranku ini tinggi banget, jadi malah ketagihan buat memahami buku-buku itu.



"Orang tanpa tujuan berjalan tersendat-sendat di jalan yang paling mulus, sedangkan orang dengan tujuan jelas bergerak maju di jalan yang paling tidak rata sekalipun"- Thomas Carlyle



Oke, setelah melewati proses yang panjang itu akhirnya aku menemukan cara yang cukup efektif untuk menentukan tujuan hidup :



1. HARUS MENGENAL DAN MEMAHAMI DIRI SENDIRI

Sengaja aku capslock + bold  karena ini adalah yang paling penting. Aku sebenernya sering banget denger motivator ngomongin hal ini. Sekarang ini mungkin orang-orang juga sering menyebutnya dengan istilah "self awarness". Orang yang mengenal dan memahami dirinya sendiri itu akan dengan mudahnya mengetahui apa tujuan hidupnya. Eits, tapiii... mengenal dan memahami diri sendiri itu ga semudah yang aku kira :). Buat kenalan sama diri sendiri, aku butuh ngeluangin waktu, butuh suasana yang tenang dan jauh dari gangguan apapun termasuk gadget dan sosmed (ini sih paling susah). Untuk itu aku coba ngeluangin waktu di saat orang-orang tertidur, yap tengah malam sampai pagi. 



Aku pribadi emang sering begadang dan di waktu itulah aku bisa fokus. Ngga cuma asal begadang, tapi aku mencoba untuk merenung dan intropeksi diri. Aku nanya ke diri aku sendiri, "Apa yang mau aku tuju?, Aku itu mau menjadi apa?, Apa yang masih kurang dalam diriku dan harus diperbaiki atau dibuang?, Hidup seperti apa sih yang aku inginkan?". Aku menulis segala hal yang aku rasain, apa yang aku suka dan apa yang aku ngga suka. Harus  jujur sama diri sendiri maunya apa. Selain itu, aku juga ngeluangin waktu beberapa kali untuk pergi ke alam. Sebisa mungkin, disana aku ngga aktifin hp kecuali untuk hal-hal penting. Dengan begitu, aku jadi lebih menikmati waktu disana. Di alam itu cenderung suasananya tenang dan udaranya seger, jadi enak banget buat berpikir mendalam dan merenungi diri (apalagi kalau pergi sendirian). 



Mengenal dan memahami diri itu penting karena dari sini kita jadi bisa menemukan tujuan hidup kita. Frankl pernah mengatakan bahwa "Kita itu diminta untuk mendeteksi dan bukan menciptakan misi kita dalam hidup". Jadi, tujuan hidup kita itu ngga perlu kita ciptakan, akan tetapi kita cuma perlu menemukan tujuan kita. Kadang, yang membuat kita ngga mengenali tujuan kita yang sebenarnya itu karena kita terbiasa terpengaruh oleh lingkungan. Misalnya, lingkungan dan masyarakat kita percaya bahwa orang sukses itu yang berprofesi sebagai dokter, tentara, polisi, dll.  Sebaliknya, orang-orang pekerja sosial, pekerja seni, dll seringkali dianggap kurang menjanjikan. Atau mungkin orang tua kita atau lingkungan keluarga kita percaya kalau profesi tertentu itu menjamin dan kita diminta untuk menekuni profesi tersebut (ini cuma contoh aja ya). Kalau kita ngikutin lingkungan dan ngga pernah benar-benar mencari tahu keinginan kita yang sebenarnya aku rasa kita ngga akan bahagia, menjalaninya ga akan sepenuh hati, hampa dan selalu ngerasa kurang. Intinya, semua profesi itu sebenernya baik kok kalau didasarkan oleh keinginan kita yang sebenar-benarnya, nilai-nilai yang kita pegang, diri kita juga pasti akan merasa lebih puas, bahagia dan bermakna.



Berikut ini pertanyaan yang bisa kita tanyakan pada diri kita sendiri untuk membantu kita mengetahui tujuan hidup kita :

  1. Apa sih yang benar-benar mau aku lakukan dalam hidupku? 
  2. Apa sih yang benar-benar dan sungguh-sungguh ingin aku lakukan dalam hidupku?
  3. Apa sih yang benar-benar, sungguh-sungguh, dan dengan serius ingin aku lakukan dalam hidupku?



2. Cari tahu tentang personal value / nilai diri


Personal value ini merupakan nilai yang dianggap paling penting bagi seseorang dan ia yakini dalam hidupnya. Setiap orang itu pasti akan memiliki value yang berbeda-beda.  Teori nilai dasar manusia yang dikembangkan Schwartz. Ia melakukan penelitian di 41 negara,  setidaknya ada sepuluh nilai dasar yang berlaku di berbagai budaya di dunia. 

  1. Self Direction, kemandirian dan kebebasan dalam berpikir, bertindak, memilih, mengkreasikan, mengeksplorasi diri.
  2. Stimulation, kebutuhan untuk  mencapai kesenangan,  sesuatu yang baru, semangat dalam kehidupan dan tantangan. 
  3. Hedonism, kebutuhan untuk mendapatkan kesenagan dan kepuasan untuk diri sendiri, kesenangan dan menikmati hidup. 
  4. Achievement, mengutamakan kesuksesan pribadi berdasarkan standar budaya atau sosial yang berlaku yang bertujuan mendapat pengakuan sosial, ambisius, mempengaruhi, mempunyai kapabilitas.
  5. Power, kebutuhan untuk mendominasi dan mengendalikan orang lain, menjaga pencitraan diri, pengakuan sosial, otoritas, kekayaan, kekuasaan sosial.
  6. Security, keselamatan, harmoni, stabilitas sosial, rasa memiliki, saling tolong menolong, keamanaan bagi keluarga, kesehatan. 
  7. Conformity, mengontrol hal yang dapat membahayakan atau melanggar nilai dan norma sosial, disiplin diri, kesopanan.
  8. Tradition, memiliki komitmen, kehormatan, patuh pada adat isitiadat dan norma agama maupun budaya. 
  9. Benevolance, kepedulian atas kesejahteraan orang-orang terdekatnya atau yang memiliki hubungan personal dengannya. 
  10. Universalism, memahami, mengapresiasi, toleransi, melindungi kesejahteraan seluruh individu dan alam. 



Setelah paham sama kesepuluh nilai diatas, lalu coba renungkan kira-kira tiga nilai mana yang paling penting dan sesuai sama diri kita. Dengan mengetahui value diri, kita jadi mudah menentukan tujuan hidup. Tujuan hidup ini nantinya pasti akan berkaitan dengan nilai-nilai yang benar-benar kita anggap penting dan kita yakini. 



3. Memulai dari tujuan akhir


Cara yang ketiga ini adalah memulai dari tujuan akhir atau dimulai dari hasil yang ingin dicapai. Menurut Covey dalam bukunya The 7 Habits Of Highly Effective People manusia itu punya anugerah unik yang ngga dimiliki sama makhluk lain dan yang membedakannya dengan makhluk lainnya, dimana manusia itu mempunyai kesadaran diri, imajinasi dan hati nurani. Menurutnya, tujuan yang efektif itu yang fokus sama hasil dan bukan aktivitas. Seperti yang udah disinggung di cara pertama bahwa kita itu diminta untuk mengidentifikasi dimana kita ingin berada yang dalam prosesnya membantu kita mengetahui dimana posisi kita saat ini. Balik lagi ke tiga anugerah unik manusia tadi. Kesadaran diri ini bisa membantu kita untuk memeriksa pikiran kita. Melalui imajinasi kita mampu membayangkan sesuatu yang mustahil dilihat dengan mata kita. Lewat hati nurani, kita mampu mendeteksi keunikan diri kita sendiri, pedoman atau nilai pribadi yang paling kita inginkan untuk memenuhinya. 


Dalam buku Master Your Time, Master Your Life, Brian Tracy juga mengatakan bahwa "Sebelum kamu memulai petualangan besar dalam hidup, kamu harus menentukan terlebih dahulu dimana kamu ingin berakhir". 



"Hidup yang tidak terselidiki, tidak layak dijalani" - Socrates 



Untuk membantu mengetahui tujuan akhir kita, bisa dengan membayangkan hari kematian kita. Hmm, agak ngeri yaa, tapi ini cukup efektif di aku. Jadi coba kamu cari tempat yang nyaman dan jauh dari gangguan. Kemudian bayangkan 3 tahun lagi kamu ada di makam kamu sendiri, kira-kira orang-orang akan melihatmu sebagai pribadi yang seperti apa? kamu akan meninggalkan apa di dunia ini (kontribusi)?. Sebagai manusia yang telah diberikan anugerah unik sama Tuhan, kita wajib untuk bertanggungjawab menggunakannya. Gunakanlah anugerah unik tadi untuk mendalami diri dan mengetahui tujuan hidup kita yang sesuai dengan nilai-nilai yang kita pegang serta memberi makna untuk diri kita. Hidup kita akan akan jauh berbeda ketika kita benar-benar tahu apa yang paling penting bagi kita dan dengan selalu mengingatnya maka akan membantu diri kita menjadi dan melakukan hal-hal yang benar-benar berarti setiap hari. 




4. Mulai menulis tujuan hidup


Kebanyakan dari kita itu cuma sampai pada membayangkan aja tujuan hidup kita mau ngapain tapi ngga ditulis. Penelitian yang dilakukan oleh Tracy menyebutkan bahwa hanya ada 3 persen orang dewasa yang memiliki tujuan-tujuan tertulis. Bayangin, cuma 3 persen aja, padahal tau sendiri kan manusia itu makhluk yang pelupa wkwkwk, makanya penting banget untuk nulis tujuan hidup kita. Untuk menulis tujuan hidup bisa itu bisa dibagi dalam jangka panjang dan pendek. Misalnya dari tujuan 5 tahun, kita bisa pecah lagi jadi tujuan 1 tahun, 1 bulan , 1 minggu dan perhari. Aku kasih contoh sederhana ya. Misal, 5 tahun lagi tujuan aku adalah menerbitkan 1 buah buku, tujuan 1 tahun setidaknya aku menulis dan menerbitkan 96 tulisan, dalam 1 bulan setidaknya aku menulis dan menerbitkan 8 tulisan di blog, dalam 1 minggu aku menulis dan menerbitkan 2 tulisan di blog, dan tujuan perhariku mungkin bisa dengan memperkaya bacaan dengan membaca buku, artikel, jurnal dan lain-lain. Ketika menulis tujuan hidup, usahakan berada ditempat yang nyaman, tenang, jauh dari gangguan apapun dan fokus pada diri kita sendiri. 



Menulis tujuan hidup itu kayanya hampir mustahil untuk diselesaikan dalam semalam. Kita butuh untuk intropeksi diri secara mendalam dan sungguh-sungguh menyelami diri sendiri. Ngga usah buru-buru, tapi sebisa mungkin usahakan  selalu meluangkan waktu untuk memikirkannya. Semuanya butuh proses, termasuk dalam menemukan tujuan hidup. Saat kita udah nemu tujuan hidup kita apa, sebaiknya kita juga meluangkan waktu untuk mengevaluasi. Ketika misalkan ada tujuan kita yang ternyata ngga tercapai atau ngga sesuai rencana dan tenggat waktu yang ditentukan, ngga usah khawatir tinggal kita tetapkan rencana dan tenggat waktu baru. Karena manusia itu ya cuma bisa berencana aja, ada banyak faktor-faktor eksternal diluar kendali kita yang mungkin menyebabkan tujuan itu ngga sesuai sama apa yang udah kita tulis. Maka dari itu, disini penting untuk selalu mengevaluasi tujuan-tujuan kita. 



NOTE : Setelah kita menemukan dan menulis tujuan hidup kita, hal yang paling penting untuk dilakukan adalah take action!. Percuma kalau tujuan cuma ditulis aja tapi ngga diusahakan dan dilakukan. Untuk itu dalam menentukan tujuan hidup, ada baiknya disesuaikan sama kemampuan kita. Mungkin ini terkesan klise, tapi yang ngga kalah penting adalah "konsisten". Setidaknya kita harus berusaha menuju tujuan kita setiap harinya dengan melakukan hal-hal sekecil apapun tapi kosisten dilakukan setiap hari. "Hal-hal kecil yang kita lakukan saat ini, bisa menjadi hal-hal besar di masa yang akan datang".




Mungkin cukup dulu sharing dari aku tentang tujuan hidup :)




Referensi :

Covey, Stephen R. 1989. The 7 Habits Of Highly Effective People. Dinamis Intra Sarana  (Terjemahan Bahasa Indonesia)

Tracy, Brian. 2018. MASTER YOUR TIME MASTER YOUR LIFE". Jakarta : PT Elex Media    Komputindo

Borualogo, Ihsana Sabriani. 2015. "EVALUASI SISTEM NILAI MAHASISWA PERANTAU MENGGUNAKAN EXPLANATORY FACTOR ANALYSIS". Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Kesehatan. 


2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.